Header Ads

Laporan Penelitian Pengaruh Reklamasi Pantai Manado Terhadap Berubahnya Gelombang Laut dan Ekosistem Pantai Manado


Pengaruh Reklamasi Pantai Manado Terhadap Berubahnya Gelombang Laut dan Ekosistem Pantai Manado


Laporan Penelitian Pengaruh Reklamasi Pantai Manado Terhadap Berubahnya Gelombang Laut dan Ekosistem Pantai Manado - Pesatnya pertumbuhan penduduk di kota Manado tentu mendorong pembangunan dan pengadaan lahan baru untuk dihuni maupun kebutuhan komersial. Namun, dengan terfokusnya pembangunan pada satu daerah dan tidak meretanya pembangunan di daerah lain pasti akan mendorong masyarakat untuk menetap dan melakukan kegiatan perniagaan pada daerah yang dianggap sudah maju dan menjanjikan. Hal inilah yang mendorong gencarnya pembangunan di daerah kota Manado, lalu bagaimana dengan luas wilayah kota Manado sendiri? bukankah jika pembangunan terus dilakukan justru akan berakibat pada berkurang atau bahkan tidak tersisanya lahan untuk pembangunan? Dari hal inilah muncul “konsep pembangunan ke depan” yang dinamakan reklamasi pantai.


       Dilihat dari segi ekonomi mungkin reklamasi pantai adalah solusi pembangunan yang sangat menjanjikan, namun jika dilihat dari segi ekologi apakah reklamasi pantai cukup menjanjikan? ataukah hanya akan ”memperburuk” ekosistem pantai di kota Manado? dan bagaimana reklamasi pantai sendiri ditinjau dengan konsep fisika dan kaitannya dengan gelombang laut di pantai Manado?


BAB I. PERMASALAHAN


      A.     LATAR BELAKANG MASALAH
       Reklamasi pantai bukanlah hal yang baru di kota Manado, pesatnya perkembangan teknologi dan pembangunan serta terus bertambahnya jumlah penduduk mendorong reklamasi pantai untuk segera dilakukan. Namun, seperti yang terlihat di kawasan Boulevard, reklamasi pantai hanyalah menjadi sarana bisnis yang menjanjikan dan bukannya menjadi lahan untuk dihuni. Kenyataannya, reklamasi pantai Manado lebih manyak membawa dampak negatif jika dilihat menurut konsep ekologi.
       Walaupun begitu, jika dilihat dari sisi ekonomi tentu reklamasi pantai Manado adalah salah satu penyumbang pendapatan asli daerah terbesar bagi kota Manado. Reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu kota dalam rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan, penataan daerah pantai, pengembangan wisata bahari, dan lain-lain. Namun harus diingat pula bahwa bagaimanapun juga reklamasi adalah bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dinamis sehingga akan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi dan sedimentasi pantai, dan berpotensi gangguan lingkungan.
       Dilihat dari sisi fisika, reklamasi pantai Manado tentu sangat merugikan karena kegiatan reklamasi pantai sendiri dapat mengubah besar dan frekuensi gelombang laut di sekitar pantai Manado.

      B.     INDENTIFIKASI MASALAH
      Berdasarkan paparan latar belakang diatas permasalahan yang muncul akibat reklamasi pantai Manado antara lain:
1.      Berubahnya gelombang laut di sekitar pantai Manado baik frekuensi maupun besarnya.
2.      Berkurang/punahnya beberapa spesies makhluk hidup di sekitar pesisir pantai Manado
3.      Berkurangnya lahan bebas dan daerah pantai



C.     BATASAN MASALAH DAN PARADIGMA PENELITIAN
       Penelitian yang dilakukan oleh kelompok kami yaitu pengaruh reklamasi pantai Manado terhadap berubahnya gelombang laut dan ekosistem pantai Manado. Penelitian dilakukan selain untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah PKLH kepada kelompok kami juga untuk mengetahui pengaruh reklamasi pantai Manado terhadap berubahnya gelombang laut dan ekosistem pantai Manado

D.     TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, maka penulis menyusun tujuan sebagai berikut :
1.      Mengetahui bagaimana pengaruh reklamasi pantai Manado terhadap berubahnya gelombang laut dan ekosistem pantai Manado.
2.   Sebagai wahana melatatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
3.      Menumbuhkan etos ilmiah dikalangan mahasiswa sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studynya.
4.      Melatih keterampilan dasar untuk penelitian.

E.     KEGUANAAN HASIL PENELITIAN
       Manfaat dari penelitian ilmiah dengan tema pengaruh Reklamasi Pantai Manado Terhadap Berubahnya Gelombang Laut Dan Ekosistem Pantai Manado ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi para pembaca. Selain itu manfaat penyusunan karya ilmiah bagi kelompok kami adalah sebagai berikut :
1.      Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca efektif
2.      Melatih untuk menggabungkan bacaan dari berbagai sumber
3.      Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan
4.      Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan sistematis.
5.      Memperoleh kepuasan intelektual.





BAB II. LANDASAN TEORI


A.     PENGERTIAN REKLAMASI PANTAI
       Reklamasi pantai merupakan subsistem dari sistem pantai (Suharso 1996).Perubahan pantai dan dampak akibatadanya reklamasi tidak hanya bersifat lokal, tetapi meluas.Reklamasi memiliki dampak positif maupun negatif bagi masyarakat dan ekosistem pesisir dan laut. Dampak ini pun mempunyai sifat jangka pendek dan jangka panjang yang dipengaruhi oleh kondisi ekosistem dan masyarakat disekitar.Dampak positif kegiatan reklamasi antara lain tentunya pada peningkatan kualitas dan nilai ekonomi kawasan pesisir, mengurangi lahan yang dianggap kurang produktif, penambahan wilayah, perlindungan pantai dari erosi, peningkatan kondisi habitat perairan, perbaikan rejim hidraulik kawasan pantai, dan penyerapan tenaga kerja Reklamasi banyak memberikan keuntungan dalam mengembangkan wilayah. Praktek ini memberikan pilihan penyediaan lahan untuk pemekaran wilayah, penataan daerah pantai, menciptakan alternatif kegiatan dan pengembangan wisata bahari. Pulau hasil reklamasi dapat menahan gelombang pasang yang mengikis pantai, Selain itu juga dapat menjadi semacam bendungan untuk menahan banjir rob di daratan. Namun perlu diingat pula, reklamasi adalah campur tangan manusia terhadap alam dan semua kegiatan ini juga membawa dampak buruk.Sementara, dampak negatif dari reklamasi pada lingkungan meliputi dampak fisik seperti perubahan hidro-oseanografi, erosi pantai, sedimentasi, peningkatan kekeruhan, pencemaran laut, perubahan rejin air tanah, peningkatan potensi banjir dan penggenangan di wilayah pesisir. Sedangkan, dampak biologis berupa terganggunya ekosistem mangrove, terumbu karang, padang lamun, estuaria dan penurunan keaneka ragaman hayati.
       Adanya kegiatan ini, wilayah pantai yang semula merupakan ruang publik bagi masyarakat akan hilang atau berkurang karena dimanfaatkan untuk kegiatan privat. Keanekaragaman biota laut juga akan berkurang, baik flora maupun fauna, karena timbunan tanah urugan mempengaruhi ekosistem yang sudah ada. Sistem hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai akan berubah dari alaminya. Berubahnya alur air akan mengakibatkan daerah diluar reklamasi akan mendapat limpahan air yang banyak sehingga kemungkinan akan terjadi abrasi, tergerus atau mengakibatkan terjadinya banjir atau rob.
       Ketiga, aspek sosialnya, kegiatan masyarakat diwilayah pantai sebagian besar adalah petani tambak, nelayan dan buruh, sehingga adanya reklamasi akan mempengaruhi hasil tangkapan dan berimbas pada penurunan pendapatan mereka.
Kondisi ekosistem di wilayah pantai yang kaya akan keanekaragaman hayati sangat mendukung fungsi pantai sebagai penyangga daratan. Ekosistem perairan pantai sangat rentan terhadap perubahan sehingga apabila terjadi perubahan baik secara alami maupun rekayasa akan mengakibatkan berubahnya keseimbangan ekosistem. Terganggunya ekosistem perairan pantai dalam waktu yang lama, pasti memberikan kerusakan ekosistem wilayah pantai, kondisi ini menyebabkan kerusakan pantai. Untuk reklamasi biasanya memerlukan material urugan yang cukup besar yang tidak dapat diperoleh dari sekitar pantai, sehingga harus didatangkan dari wilayah lain yang memerlukan jasa angkutan. Pengangkutan ini berakibat pada padatnya lalu lintas, penurunan kualitas udara, debu, bising yang akan mengganggu kesehatan masyarakat.
       Tak hanya itu, kegiatan reklamasi juga mengakibatkan perubahan sosial ekonomi seperti, kesulitan akses publik menuju pantai dan hilangnya mata pencaharian nelayan.Sehingga untuk meminimalkan dampak fisik, ekologis, sosial ekonomi dan budaya negatif serta mengoptimalkan dampak positif, maka kegiatan rekalamasi harus dilakukan secara hati-hati dan berdasar pada pedoman yang ada dengan melibatkan stakeholder.Pada prinsipnya, reklamasi harus menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan dengan orientasi pada jangka panjang.
       Agar dapat meminimalisir dampak buruk tersebut, diperlukan kajian mendalam terhadap proyek reklamasi dengan melibatkan banyak pihak dan interdisiplin ilmu serta didukung teknologi.Kajian yang cermat dan komprehensif tentu bisa menghasilkan area reklamasi yang aman dan melestarikan lingkungan.Sementara itu, karena lahan reklamasi berada di daerah perairan, maka prediksi dan simulasi perubahan hidrodinamikasaat pra, dalam masa pelaksanaan proyek dan pasca reklamasi serta sistem drainasenya juga harus diperhitungkan. Perubahan unsur ini biasanya berdampak negatif secara langsung  terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
       Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah sumber material reklamasi/urugan. Pemilihan material urugan akan mempengaruhi keputusan lokasi sumber material dan sistem transportasi yang dibutuhkan untuk membawa material ke lokasi reklamasi. Sumber urugan pada umumnya dipilih dengan melakukan pemapasan bukit atau pemapasan pulau tak berpenghuni. Hal ini tentunya akan mengganggu lingkungan di sekitar tempat galian (quarry). Cara lain yang relatif lebih aman dapat dilakukan dengan cara mengambil material dengan melakukan pengerukan (dredging) dasar laut di tengah laut dalam. Pilihlah kawasan laut dalam yang memiliki material dasar yang memenuhi syarat gradasi dan kekuatan bahan sesuai dengan yang diperlukan oleh kawasan reklamasi.

B.     SISTEM REKLAMASI
       Reklamasi sendiri bukan hanya terdiri dari sekedar sistem sederhana seperti “tutupi pantai hingga jadi lahan”, melainkan terdiri dari berbagai teknik yang telah teruji sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi kemungkinan memperburuk kondisi lingkungan bakal reklamasi. Sistem reklamasi sendiri terdiri atas :

B.1. Sistem kanalisasi
       Yaitu membuat kanal-kanal atau saluran drainase ( kondisi tertentu dilengkapi  pintu ) bertujuan  untuk  menurunkan  muka  air  sehingga  lahan  bisa dimanfaatkan. Sebagai contoh adalah perkebunan kelapa sawit di daerah gambut.

B.2. Sistem polder
       Dalam sistem ini yaitu: melingkupi suatu lahan basah (genangan ) dengan tanggul  yang  diusahakan  kedap  air  dan  menurunkan  tinggi  muka  air  tanah  di dalam areal tersebut,  selanjutnya  mengendalikan  tinggi muka air supaya selalu berada di bawah ambang batas yang dikehendaki,  sehingga lahan cukup kering dan siap untuk dimanfaatkan untuk pertanian, perindustrian dan lain-lainnya.
       Keberhasilan dari sistem ini adalah menjaga atau mempertahankan kondisi muka air tanah sehingga diperlukan kemampuan pompa untuk mengatur muka air tersebut.Keuntungan sistem ini adalah volume tanah urugan sangat kecil terutama jika lahan tidakperlu ditinggikan. Kekurangannya adalah diperlukan biaya cukup besar  untuk  pembuatan tanggul,  siste kana dan  saluran  sert sistem  pompa. Selain itu diperlukan waktuyang cukup panjang untuk penyiapan lahan reklamasi tersebut. Sistem Polder ini dapatdiklasifikasikan menjadi dua yaitu:
Polder Dalam.
       Air yang disedot dari polder tidak langsung dibuang ke laut akan tetapi ke waduk-waduk  tampungan  atau  ke  suatu  saluran  yang  ada  di  luar  polder untukkemudian dialirkan ke laut.

Polder Luar
       Air dari polder langsung dibuang ke laut.

B.3Sistem Urugan
       Sistem reklamasi dengan jalan mengurug lahan yang akan direklamasi kemudian diikuti dengan langkah-langkah perlindungan dari sistem perbaikan tanahnya  (  tanah  urung  reklamasi  ).  Sistem  ini  berkembang  didukung  dengan berbagai jenis alat-alat besar seperti alat penggalian tanah, alat pengambilan dan pengeruk  tanah,  alat-alat  transport,  perlengkapan  penebaran  bahan-bahan  tanah urug, dan alat perlengkapan pemadatan tanah.
Pada sistem ini dibedakan dua macam cara kerja yaitu:

1.   HYDRAULIC FILL: Dibuat tanggul terlebih dahulu baru kemudian dilakukan pengurugan.
2.  BLANKET  FILL :   Tanah  di  urug  lebih  dahulu  baru  kemudian  tanggul  atau sistem perlindungan dibuat belakangan.

B.3.a. Material Urugan Reklamasi
       Dalam Pekerjaan reklamsi dengan urugan, ada beberapa aspek yang dipertimbangkan  yaitu  antara  lain:  jenis  material,  volume  kebutuhan  material, lokasi   sumber   material,   waktu   yang   tersedia   dan   biaya.   Sehingga   akan berpengaruh pada metode pelaksanaan dan peralatan yang digunakan.



B.3.a.1. Jenis Material:
1.   Material Pasir
       Material urugan yang baik umumnya berupa pasir dengan kandungan pasir halus tidak melebihi 15%, Sedangkan untuk dasar tanggul dan untuk permukaan dasar tanah yang lembek, maka persyaratannya  lebih baik lagi yaitu bandingan fraksi halusnya < 10%. Analisis material diambil dari hasil pemboran dan hasilnya menunjukkan :
-Plastisitas                   :     Sebaiknya Plastisitasnya kecil ( <10% )
-Kohesivitas                :     Sebaiknya kecil ( 1,5 s/d 5 kgf/cm² )
-Sudut geser dalam     :     Sebaiknya besar ( 45º s/d 50º )
-Berat Jenis                 :     ± 2,6 kg/cm².
-Permeabilitas             :     1 x 10-4 cm/detik.

2.   Material Batu
Batu sebagai salah satu material yang digunakan dalam pekerjaan reklamasi pantai
       Material ini terutama digunakan  sebagai konstruksi  perlindungan  daerah yang akan direklamasi antara lain yaitu: Dengan tumpukan batu ( Rubble Mound ) jenis batu yang digunakan umumnya merupakan batuan beku karena batuan ini memiliki nilai ketahanan yang tinggi terhadap proses erosi dan pelapukan.

3.   Material Tanah
Tanah sebagai salah satu material yang digunakan dalam pekerjaan reklamasi pantai
      
       Sebagai   material   reklamsi   tanah   umumnya   lebih   banyak   digunakan sebagai material penutup pada bagian paling atas suatu timbunan ( soil Cover ).

B.3.a.2. Sumber Material
       Kebutuhan material bahan timbunan reklamasi yang akan digunakan umumnya meliputi jumlah jutaan ton dan diusahakan letaknya tidak terlalu jauh dari lokasi lahan reklamasi. Lokasi sumber material dapat berada di daratan ( on shore ) maupun yang bersumber dari dasar laut.
Sumber Material Daratan
       Sumber  material  daratan dapat berupa bukit atau deposit datar. Sumber material yang berupa bukit umumnya berupa batuan beku ( Andesit ) dan tanah urugan ( Soil Cover ). Sedangkan sumber material deposit datar pada umumnya berupa material pasir ( endapan alluvial ).
       Sumber material dari bukit dapat digali dengan wheel – dredger, yaitu alat pengeruk  yang  mana   pengerukannya  terpasang  pada suatu  roda yang diputar. Sedangkan yang dari deposit datar digali dengan mempergunakan jenis alat penggalian seperti excavator.
      Bahan yang sudah digali dengan wheel-dredger, kemudian diangkut ke tempat ( terminal ) pemuat dengan menggunakan  ban berjalan ( belt conveyor).Sebagai  tempat  penampungan  biasanya  mempergunakan   tongkang  berukuran besar baru kemudian diangkut ke lokasi lahan reklamasi menggunakan tongkang-tongkang kecil.


Sumber Material di Laut
Laut sebagai salah satu sumber material pasir dan tanah
       Sebagai alternatif bahan timbunan diambil dari sumber yang berlokasi di laut yaitu berupa pasir endapan di dasar laut. Pengambilan pasir endapan tersebut untuk  kapasitas  besar  menggunakan  cutter  suction  dredger  yang  dimuatkan  di kapal itu sendiri ( hopper dredger ) atau ketongkang kemudian dibawa ke lokasi dimana material tersebut dipompakan kelahan yang akan di urug. Selain itu pengambilannya  bisa  menggunakan  grab-dredger  yang  dipasang  di  atas  suatu
tongkang besar.

C.    GELOMBANG LAUT
       Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut itu adalah gelombang angin yang diakibatkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut  dibangkitkan  oleh  gaya  tarik  benda-benda  langit  terutama  matahari  dan bulan, gelombang  tsunami  terjadi karena letusan  gunung  berapi atau gempa di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan sebagainya.
       Gelombang  dapat menimbulkan  energi yang dapat mempengaruhi  profil pantai. Selain itu gelombang juga menimbulkan arus dan transport sedimen dalam arah tegak lurus maupun  sepanjang  pantai, serta menyebabkan  gaya-gaya  yang bekerja pada bangunan pantai.
       Terdapat beberapa teori gelombang dengan beberapa derajat kekomplekan dan  ketelitian  untuk  menggambarkan  kondisi  gelombang  di  alam  diantaranya adalah   teori   Airy,   Stokes,   Gerstner,   Mich   ,  Knoidal   dan   Tunggal.   Teori gelombang Airy merupakan teori gelombang amplitude kecil, sedangkan teori gelombang  yang  lain  adalah  gelombang  amplitude  terbatas  (  finite  amplitude waves )

1.      Teori Gelombang Airy
       Teori Gelombang  Airy ( teori amplitude  kecil ) diturunkan  berdasarkan persamaan  Laplace  untuk  aliran  tidak  tak  rotasi  (  irrotational  flow  )  dengan kondisi batas di dasar laut dan di permukaan air ( Triatmadja B,1996 ). Terdapatbeberapa  anggapan  yang  digunakan  untuk  menurunkan  persamaan  gelombang adalah sebagai berikut:

1.   Zat cair adalah homogen  dan tidak termampatkan,  sehingga  rapat masa adalah konstan.
2.   Tegangan permukaan diabaikan.
3.   Gaya coriolis ( akibat perputaran bumi diabaikan )
4.   Tekanan pada permukaan air adalah seragam dan konstan.
5.   Zat cair adalah ideal, sehingga berlaku aliran tak rotasi.
6. Dasar Laut adalah Horisontal, tetap dan impermeable sehingga kecepatan vertikal di dasar adalah nol.
7.   Amplitudo gelombang kecil terhadap panjang gelombang dan kedalaman air.
8.  Gerak  gelombang  berbentuk  silinder  yang  tegak  lurus  arah  penjalaran gelombang sehingga gelombang adalah dua dimensi.
Gambar  2.7  menunjukkan  suatu  gelombang  yang  berada  pada  sistem koordinat x-y. Gelombang menjalar pada sumbu x.

       Beberapa  notasi yang digunakan  adalah di dalam perhitungan  gelombang  Airy menurut buku Pelabuhan “Bambang Triatmodjo” adalah :

d             :   Jarak antara muka air rerata dan dasar laut (kedalaman laut)
η ( x, t )  :   Fluktuasi muka air terhadap muka air diam
a             :   Amplitudo gelombang
H            :  Tinggi gelombang = 2 a
L  :  Panjang  gelombang,  yaitu jarak antara dua puncak  gelombang  yangberurutan
Lo          :  Panjang gelombang awal
T            :  Periode gelombang, yaitu interval waktu yang diperlukan oleh partikel air untuk kembali pada kedudukkan yang sama dengan kedudukan sebelumnya
C            :    Kecepatan rambat gelombang = L/T
Co          :    Kecepatan rambat gelombang awal
k             :    angka gelombang = 2 π / L
σ            :     frekuensi gelombang = 2π / T
g             :    gravitasi = 9,81 m/d2

Hubungan cepat rambat gelombang dengan T dan d adalah:

Dan hubungan panjang gelombang sebagai fungsi kedalaman adalah


Klasifikasi Gelombang Menurut Kedalaman Relatif
       Berdasarkan  kedalaman  relatif, yaitu perbandingan  antara kedalaman  air dan panjang gelombang L, (d/L), gelombang dapat diklasifikasikan  menjadi tiga macam (gambar 2.8) yaitu :
1.   Gelombang di laut dalam jika d/L ≥ 1/ 2
2.   Gelombang di laut transisi jika 1/20 <d/L< 1/2
3.   Gelombang di laut dangkal jika d/L ≤ 1/20

Gambar 2.8 Gerak Orbit Partikel Zat Cair di Laut Dangkal, Transisi, dan Dalam

        Apabila  kedalaman  relatif  d/L  adalah  lebih  besar  dari  0,5:  nilai  tanh( 2πd / L ) = 1,0 sehingga persamaan (2.1) dan (2.2) menjadi :

       Indeks  So menujukkan  bahwa  nilai-nilai  tersebut  adalah  untuk  kondisi  di laut dalam.Apabila  kedalaman  relatif  kurang  dari  1/20,  nilai  tanh  ( 2πd / L )  = 2πd / L sehingga persamaan (2.1) dan (2.2) menjadi:

       Untuk kondisi gelombang di laut transisi, yaitu jika 1/20 < d/L < 1/2, cepat rambatdan panjang gelombang  dihitung dengan menggunakan  persamaan  2.1 dan 2.2.Apabila persamaan (2.1) dibagi (2.3) atau (2.2) dibagi dengan (2.4) akan didapat :
       Apabila  kedua  ruas  dari  persamaan  (2.7)  dikalikan  dengan  d/L  maka  akan didapat :



2.      Teori Gelombang Stokes.

       Teori stokes mengembangkan toeri orde kedua untuk gelombang yang mempunyai tinggi gelombang kecil tetapi berhingga. Beberapa karakteristik pengerjaan teori gelombang stokes diberikan berikut ini (Triatmadja B,1996):

a)   Panjang dan kecepatan rambat gelombang.
       Panjang dan kecepatan rambat gelombang untuk teori gelombang stokes sama dengan teori gelombang airy yaitu :

Hubungan cepat rambat gelombang dengan T dan d adalah :
Dan hubungan panjang gelombang sebagai fungsi kedalaman adalah :

b)  Fluktuasi muka air
Persamaan muka air untuk teori orde kedua adalah sebagai berikut :


c)   Kecepatan partikel (u dan v)
       Komponen kecepatan partikel dalam arah x dan y mempunyai bentuk berikut :


d)  Perpindahan ( displacement ) partikel ( ξ dan ε )
       Persamaan  orde  kedua  dari  perpindahan  partikel  terhadap  posisi  rerata  untukgelombang amplitudo berhigga mempunyai bentuk berikut ini.


e)   Kecepatan transpor massa
       Teori stokes menganggap bahwa partikel air bergerak dalam orbit berupa lingkaran atau elips tidak tertutup. Sehingga hal ini menyebabkan terjadinya aliran massa air dalam arah penjalaran gelombang (Triatmadja B,1996) ; seperti terlihat pada gambar 2.9.

f)   Tekanan gelombang
       Distribusi tekanan gelombang pada kedalaman air diberikan oleh bentuk berikut :


3.      Teori Gelombang Knoidal
       Teori  gelombang  knoidal  merupakan  teori  gelombang  amplitudo berhingga yang cocok digunakan pada perairan dangkal dengan perbandingan d/l< 1/8. Gelombang knoidal adalah gelombang periodik yang biasanya mempunyai puncak tajam yang dipisahkan oleh lembah yang cukup panjang.
       Gambar 2.10 menunjukkan beberapa parameter gelombang knoidal. Karakteristik  gelombang  dinyatakan  dalam  parameter  yang  mempunyai  fungsi dari k. Parameter k tidak mempunyai arti fisik, dan hanya digunakan untuk menyatakan   hubungan   antara   berbagai   parameter   gelombang.   Ordinat   daripermukaan air ys diukur terhadap dasar diberikan oleh :

Dengan :
Yt        : jarak dari dasar ke lembah gelombang
Cn       : fungsi cosinus elip
K(k)    : integral elips
K        : modulus dari integral elips. ( nilai k berkisar antara 0 – 1 ) Jarak dari dasar ke lembah gelombang ( yt ) adalah :

Dengan yc adalah jarak dari dasar ke puncak gelombang.


Panjang gelombang diberikan oleh rumus :

4.      Teori Gelombang Tunggal ( solitary wave )
       Gelombang  tunggal  adalah  gelombang  gelombang  berjalan  yang  terdiri dari satu puncak gelombang. Apabila Gelombang memasuki perairan yang sangat dangkal,  amplitudo  gelombang   menjadi  semakin  tinggi,  puncaknya  menjadi semakin tajam dan lembahnya menjadi semakin datar. Gelombang tunggal merupakan  gelombang  translasi,  dimana  kecepatan  partikel  air hanya  bergerak dalam arah penjalaran gelombang.
       Gambar   2.11   merupakan   sistem   koordinat   dari   gelombang   tunggal. Diberikan oleh persamaan berikut ini:
Dimana sumbu x berawal dari puncak gelombang.

Kecepatan rambat gelombang memiliki bentuk seperti berikut :
Kecepatan partikel gelombang diberikan oleh :

       Dengan M dan N adalah fungsi H/d seperti diberikan pada gambar 2.12 dan y diukur dari dasar. Kecepatan horisontal u sering dipergunakan untuk memprediksi gaya  gelombang  pada  bangunan  pantai  di air dangkal. Kecepatan  maksimum Umaks terjadi apabila x = t = 0, sehingga:

5.      Batasan Penggunaan Teori Gelombang
       Berikut ini akan di berikan gambar mengenai batasan – batasan didalam pemilihan teori gelombang.  Gambar ini didasarkan  pada perbandingan  H/d dan d/L.


Deformasi gelombang
       Gelombang yang menjalar dari laut dalam menuju pantai akan mengalami perubahan  bentuk.  Di laut dalam bentuk gelombang  adalah sinusoidal.  Di laut transisi dan dangkal, puncak gelombang menjadi semakin tajam, sehingga tidak stabil dan pecah.Setelah pecah gelombang terus menjalar ke pantai, dan semakin dekat dengan pantai tinggi gelombang semakin berkurang.
       Penyebaran gelombang dipengaruhi oleh kontur dasar perairan dimana pergerakan  ditransformasikan  menurut variasi topografi  dasar perairan  tersebut. Ada beberapa tipe transformasi gelombang, diantaranya refraksi dan pengaruh pendangkalan, difraksi, refleksi gelombang dan pola (bentuk) garis puncak gelombang di suatu tempat di daerah pantai.Pada laporan ini hanya ditekankan pada refraksi dan/atau difraksi saja.
       Analisis   transformasi   gelombang   sering   dilakukan   dengan   konsep gelombang laut dalam ekivalen , yaitu tinggi gelombang laut dalam apabila gelombang tidak mengalami refraksi. Pemakaian gelombang ini bertujuan untuk menetapkan tinggi gelombang yang mengalami refraksi, difraksi dan transformasi lainnya,   sehingga   perkiraan   transformasi   dan   deformasi   gelombang   dapat dilakukan lebih mudah. Tinggi gelombang di laut dalam ekivalen diberikan oleh
bentuk :

      Refraksi   adalah   peristiwa   berubahnya   arah   perambatan   dan   tinggi gelombang akibat perubahan kedalaman dasar laut.Gambar 2.14 merupakan gambaran sederhana terjadinya refraksi. Gelombang  akan merambat lebih cepatpada  perairan  yang  dalam  dari  perairan  yang  dangkal.  Hal  ini  menyebabkan puncak gelombang membelok dan menyesuaikan diri dengan kontur dasar laut.



                    Garis orthogonal

       Apabila gelombang datang terhalang oleh suatu rintangan seperti pemecah gelombang atau pulau, maka gelombang tersebut akan membelok di sekitar ujung rintangan  dan masuk di daerah terlindung  di belakangnya,  seperti terlihat pada gambar 2.15. Fenomena  ini dikenal dengan difraksi gelombang.   Garis puncak gelombang  di  belakang  rintangan  membelok  dan  mempunyai  bentuk  busur lingkaran dengan pusatnya pada ujung rintangan. Dianggap bahwa kedalaman air adalah   konstan.Apabila   tidak   maka   selain   difraksi   juga   terjadi   refraksi gelombang.Biasanya   tinggi   gelombang   berkurang   di   sepanjang   puncak gelombang menuju daerah terlindung.
       Pada rintangan (pemecah gelombang)  tunggal, tinggi gelombang disuatu tempat di daerah terlindung  tergantung  pada jarak titik tersebut terhadap ujung rintanganr,  sudut  antara  rintangan  dan  garis  garis  yang  menghubungkan  titiktersebut dengan ujung rintangan  β , dan sudut antara arah penjalaran gelombangdan rintangan  θ . Perbandingan antara tinggi gelombang di titik yang terletak di daerah terlindung dan tinggi gelombang datang disebut koefisien difraksi K’.



D.     ASUMSI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

1.      ASUMSI
       Setelah melakukan penelitian dan mengumpulkan informasi, kelompok kami (1) berasumsi:
a.       Bahwa reklamasi pantai memiliki pengaruh langsung terhadap perubahan gelombang laut di sekitar  pantai Manado
b.      Bahwa reklamasi pantai memiliki pengaruh langsung terhadap perubahan ekosistem pantai Manado

2.      HIPOTESA PENELITIAN
       Setelah melakukan penelitian dan mengumpulkan informasi, kelompok kami (1) dapat menyatakan hipotesa:
a.        :
·         Ada pengaruh dari kegiatan reklamasi pantai Manado terhadap perubahan gelombang laut di sekitar pantai Manado
·         Ada pengaruh dari kegiatan reklamasi pantai Manado terhadap perubahan ekosistem di sekitar pantai Manado
b.       :
·         Tidak ditemukan adanya hal yang dapat dijadikan hipotesis nol



BAB III. PROSEDUR PENELITIAN


A.    POPULASI DAN SAMPEL

Populasi :   Pantai Manado dan sekitarnya
Sample  : Daerah sekitar kawasan Boulevard on Business sampai pada daerah pembangunan gedung Blue Banter dan sekitar daerah pelabuhan.

B.     VALIDITAS DAN REABILITAS INSTRUMEN

       Untuk memastikan keakuratan dan keaslian penelitian ini, kelompok kami (1) menggunakan software SPSS. Hasilnya dapat dilihat pada lampiran 2.

C.    TEKNIK PENGUMPULAN DATA

       Teknik pengumpulan data yang kelompok kami gunakan antara lain:
1.      Observasi
2.      Wawancara
3.      Lembaran kuesioner

D.    TEKNIK ANALISIS DATA

        Teknik analisis data yang kami gunakan adalah perangkuman informasi berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara. Serta dengan menggunakan software SPSS 18 untuk pengujian hasil analisis data.












BAB IV. HASIL PENELITIAN, PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN


A.    DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
       Seperti yang telah kelompok kami paparkan pada bab sebelumnya dan berdasar dari hipotesis yang kami buat. Ada dua masalah yang akan kami bahas yaitu : pengaruh reklamasi pantai Manado terhadap gelombang laut  di sekitar  pantai Manado  dan  perubahan ekosistem pantai di sekitar pantai Manado.


         A.1.PENGARUH REKLAMASI PANTAI MANADO TERHADAP PERUBAHAN GELOMBANG LAUT DI SEKITAR PANTAI MANADO.

       Melalui penelitian yang dilakukan kelompok kami di sekitar pantai Manado, terlihat jelas kegiatan reklamasi masih gencar dilakukan. Jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, pantai Manado yang sekarang lebih seperti kawasan bebas bakau. Tapi dengan begitu banyaknya kegiatan reklamasi yang dilakukan memmunculkan pertanyaan bagi kelompok kami. “Dari mana asal tanah yang digunakan untuk menimbun daratan yang dulunya laut ini?”. Pertanyaan ini terjawab sudah setelah kami bertanya kepada salah satu pekerja di sekitar kawasan pembangunan Blue Banter. “Tanahnya kami tidak tahu dibeli dari siapa karena kami hanya pekerja disini, tapi setahu kami tanah timbunan yang kami terima berasal dari daerah Minut atau Likupang karena disana sedang ada proyek, dan ada juga yang diambil langsung dari laut”. Kata salah seorang pekerja yang kami tanya.
       Jika kita kaji lagi pernyataan diatas dan bila dikaitkan dengan pembahasan sebelumnya yaitu salah satu teknik reklamasi pantai adalah dengan teknik urugan, dimana dengan mengurug sebagian tanah dari tempat lain untuk dipindahkan ke kawasan reklamasi (subbab B.3, hal.7) dengan material urugan adalah tanah yang berasan dari laut maka hal ini telah membuktikan pernyataan pekerja yang kami tanyakan.
       Lalu, apa kaitan pengurukan tanah dari laut Manado dengan perubahan gelombang laut di sekitar pantai Manado? Untuk mengetahuinya kita kembali lagi kepada subbab C hal.9.semakin sering dilakukan pengerukan terhadap laut Manado, maka semakin tinggi pula jarak dari garis pantai ke dasar laut,  jika diandaikan selisih tinggi ini adalah h, maka :



          A.1.a. Hubungan cepat rambat gelombang dengan dan d
        Disini T adalah amplitudo gelombang dan d adalah jarak antara muka air rerata dan dasar laut, maka jika ditinjau dengan menggunakan teori gelombang Airy (subbab C.1 hal 12):

       Kita akan menemui nilai h berbanding lurus dengan C ( kecepatan rambat gelombang), kita bisa melakukan perhitungan sendiri dengan mengganti nilai dari h, T dan d, lalu perhatikan hasil apa yang didapatkan. Pasti hasilnya adalah “Semakin besar nilai h , T dand maka semakin cepat pula gelombangnya.”


          A.1.b. Hubungan panjang gelombang sebagai fungsi kedalaman
       Sekarang kita tinjau bagaimana perubahan panjang gelombangnya, masih dengan menggunakan teori gelombang Airy (subbab C.1 hal 12):

       Disini L adalah panjang gelombang, dan nilai L adalah berbanding lurus dengan h,maka kita akan sampai pada kesimpulan yang sama. “Semakin besar nilai h , maka semakin panjang  pula gelombangnya.”

       Dari kedua penjelasan diatas kelompok kami dapat menyimpulkan bahwa Reklamasi pantai Manado berpengaruh terhadap gelombang laut di sekitar pantai Manado. Karena dengan adanya reklamasi pantai Manado peningkatan kecepatan dan panjang gelombang laut di sekitar pantai Manado menjadi meningkat, hal ini dapat kita lihat secara langsung (dengan mengesampingkan efek gravitasi bulan) keadaan pasang surut di sekitar pantai Manado menjadi lebih cepat, bahkan pada awal bulan sekalipun.





         A.2.PENGARUH REKLAMASI PANTAI MANADO TERHADAP PERUBAHAN EKOSISTEM DI SEKITAR PANTAI MANADO.

       Jika dilihat dari segi ekologi, apakah reklamasi pantai Manado berpengaruh terhadap perubahan ekosistem di sekitar pantai Manado?. Sudah tentu kedua hal ini saling mempengaruhi. Secara cederhana sistem reklamasi pantai adalah menimbun lahan di dekat pantai,  otomatis ekosistem yang sebelumnya berada pada  lahan timbunan itu akan ikut musnah. Sebagai contohnya, dapat kita lihat sekarang di sepanjang pantai Manado sampai ke daerah Malalayang sudah tidak ditemukan lagi tanaman bakau, yang ada hanya rumput dan bebatuan. Tapi jika dibandingkan dengan keadaan pantai Manado 10 tahun silam tentu akan sangat berbeda.
       Mari kita kaitkan reklamasi pantai Manado, perubahan gelombang laut dan ekosistem di sekitar pantai Manado. Untuk mencegah terkikisnya tanah timbunan di sekitar kawasan reklamasi tentu harus dibangun dinding pembatas, dan system kerja dari dinding pembatas adalah untuk menahan gelombang laut agar tidak merusak kawasan reklamasi. Semakin sering dilakukan reklamasi maka semakin sering pula pagar pembatas dibangun, dan pada bahasan sebelumnya telah dikatakan bahwa semakin sering dilakukan reklamasi makan akan semakin kuat gelombang yang dihasilkan (dikarenakan peningkatan kecepatan dan panjang gelombangnya).
       Gelombang laut yang kuat bertabrakan dengan dinding pembatas, jika semakin kuat gelombangnya tentu akan semakin mengurangi kadar oksigen di tempat  tersebut. Akibatnya, kadar oksigen lama kelamaan akan habis dan terjadilah eutrofikasi. Eutrofikasi sendiri adalah proses berkurang atau hilangnya kadar oksigen dalam air. Lantas jika oksigen dalam air terus berkurang maka hai ini akan berpengaruh pada musnahnya makhluk hidup di sekitar kawasan itu.


B.     HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS
       Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan  dan dengan meninjau kembali hipotesis yang kami paparkan telah didapat hasil bahwa:
·      Ada pengaruh dari kegiatan reklamasi pantai Manado terhadap perubahan gelombang laut di sekitar pantai Manado, yakni peningkatan kelajuan dan panjang gelombang laut di sekitar pantai Manado dikarenakan kegiatan reklamasi pantai Manado
·      Ada pengaruh dari kegiatan reklamasi pantai Manado terhadap perubahan ekosistem di sekitar pantai Manado, yakni dengan adanya kegiatan reklamasi pantai Manado maka akan mengakibatkan hilangnya lahan dan ekosistem di sekitar pantai Manado dan akan berujung pada eutrofikasi dan musnahnya ekosistem di sekitar pantai Manado.


Waktu Pengamatan
Lama Pengamatan
Ketinggian air kondisi pasang
Diukur berdasarkan dinding pembatas
Selisih waktu antara 2x hempasan ombak ke dinding pembatas
10.00 – 10.22
22 menit
 2 meter
14,360 detik
12.00 – 12.15
15 menit
 2,3 meter
11,011 detik
14.50 – 15.00
10 menit
 1,8 meter
18,701 
detik










C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

       C.1. HASIL PENELITIAN HUBUNGAN REKLAMASI PANTAI DENGAN PERUBAHAN GELOMBANG LAUT DAN EKOSISTEM PANTAI MANADO

       Seperti yang sudah dijelaskan pada deskripsi hasil penelitian dan dengan didukung oleh dasar teori yang telah dibahas pada bab 2 : landasan teori (hal. 5) kami mendapatkan hasil bahwa:
1.    Reklamasi pantai sangat berpengaruh pada perubahan gelombang laut Manado, hal ini dikarenakan sebagian material urugan yang digunakan dalam kegiatan reklamasi berasal dari pantai Manado. Hal ini mengakibatkan perubahan kedalaman laut dan berakibat pada berubahnya tinggi, kelajuan, panjang dan daya gelombang (berdasarkan perhitungan dan teori gelombang pada bab. 2 hal.5 ; dan pembahasan hal.28). Selain itu, melalui hasil observasi lapangan kelompok kami (1) juga melihat perbedaan frekuensi arus pasang laut (pengamatan dilakukan selama   5 jam) yang terjadi di sekitar pantai Manado.
Berikut hasil pengamatan kami :


Dari pengamatan yang kami lakukan, didapat hasil interval antara hempasan ombak hanya berselang beberapa belas detik saja, hal ini kami rasa mengalami peningkatan dibanding beberapa tahun terakhir. Tanggapan dari berbagai narasumber yang kami tanyakan juga sebagian besar mendukung hasil perhitungan kami.

2.        Reklamasi pantai Manado juga berpengaruh pada perubahan ekosistem pantai Manado, dengan adanya penimbunan kawasan sekitar pantai Manado untuk dijadikan lahan reklamasi, tentu akan mengakibatkan hilangnya berbagai spesies besarta ekosistem mereka yang berada di sekitar pantai,  kami juga menpatkan informasi pengubahan lahan pantai menjadi lahan huni yang mana dapat dilihat pada gambar dibawah :


Sekilas dilihat terdapat perubahan yang signifikan hanya dalam kurun waktu 9 tahun (1996 – 2005) dan hasil pengamatan kami bahkan hasil dari reklamasi pantai sudah mencapai 300% semenjak tahun 2005 (hal ini berdasarkan pengamatan kami pada gedung gedung dan lahan baru yang kami temui, diantaranya : gedung Mc. Donald, kawasan perluasan B on B, hypermart dan sekitarnya). Di lain sisi, rusaknya ekosistem pantai manado juga dikarenakan eutrofikasi (pembahasan hal.29) yang terjadi karena hempasan gelombang laut yang meningkat bertemu dengan dinding pembatas di kawasan reklamasi, hal ini turut memicu hilangnya sejumlah besar oksigen di sekitar lingkup ekosistem pantai dan berakibat ada musnahnya ekosistem pantai Manado.

 C.2. PENDAPAT MASYARAKAT SEKITAR PANTAI MANADO TENTANG REKLAMASI PANTAI MANADO

       Untuk mendukung penelitian ini, kami juga meminta pendapat dari berbagai narasumber di sekitar tempat penelitian, dari hasil tersebut didapatkan bahwa sebagian narasumber belum mengetahui apa sebenarnya reklamasi pantai tersebut. Dan setelah dijelaskan kamipun mendapat respon (saat wawancara berlangsung, kelompok kami menjelaskan apa itu reklamasi pantai lalu membagikan kusioner kepada narasumber) yang beragam diantaranya:

       Berdasarkan hasil yang kami dapatkan, diketahui bahwa sebagian besar narasumber tidak menginginkan adanya reklamasi pantai, walau begitu sebagian besar narasumber merasa telah mendapatkan manfaat dari kegiatan reklamasi pantai Manado. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa reklamasi pantai juga memiliki manfaat di bidang ekonomi dan dapat merusak lingkungan ekosistem pantai Manado di saat bersamaan. Di akhir pertanyaan kami, sebagian narasumber menyatakan bahwa mereka merasa terganggu dengan adanya program reklamasi pantai Manado.




BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN
       Dengan selesainya laporan penelitian dari kelompok kami untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen M.K PKLH kami juga mendapati bahwa reklamasi pantai Manado justru menghilangkan Ekosistem pantai yang sudah ada bertahun tahun lalu, dan juga meningkatkan kelajuan dan arus gelombang. Hal ini terbukti melalui laporan penelitian ini dan dengan  bukti nyata seperti berbagai bencana alam di sekitar pantai Manado seperti banjir, meluapnya air rob dan serangan gelombang laut yang tinggi pada 10 tahun terakhir ini.

B.     SARAN
       Dari pihak kelompok 1, kami merasa penelitian yang telah kami lakukan masih jauh dari sempurna, namun kami dapat memberikan saran diantaranya:
a.       Sebelum adanya reklamasi pantai di sekitar lingkungan pantai Manado dan sekitarnya, kiranya pemerintah perlu memikirkan konsekuensi dan masalah yang nantinya dapat muncul dikarenakan kegiatan reklamasi ini, entah akibatnya bagi lingkungan ekosistem pantai ataupun lingkungan di sekitar lahan reklamasi ini.
b.      Jika ada solusi perluasan lahan yang lain selain reklamasi maka kiranya hal itu dapat didahulukan agar dapat tetap menjaga lingkungan laut dan pantai Manado















DAFTAR PUSTAKA

http://google.com
http://khaliqida.blogspot.com/
http://rudicahyo.com/
http://ohohlinchun.wordpress.com/
http://darius-arkwright.blogspot.com/
http://www.blog-nuzil.com/search/label/Penelitian
http://imgeniusstudents.blogspot.com/
http://syafaat-rasulullah.blogspot.com/2012/09/sekapur-sirih.html
http://teksdrama.blogspot.com/search/label/Sosial%20Pendidikan
http://verrianto-madjowa.blogspot.com/2007/02/daftar-isi_24.html
http://rekayasapantai.blogspot.com/
http://untaian-kalimat.blogspot.com/2013/05/teknik-analisis-data.html
http://rachmatul4212.wordpress.com/2013/01/28/teknik-pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/
http://taufikrahmatullah.wordpress.com/2012/11/12/perbedaan-mendasar-penelitian-kualitatif-dan-kuantitatif/
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-analisis-data-dalam-penelitian/
http://rainart-sopianti.blogspot.com/2012/04/cara-mengolah-data-menggunakan-program.html
http://pakguruonline.pendidikan.net/datordik_6.html

Bambang Triadmadja, Pelabuhan, 1996 (dalam bentuk e book)
Perencanaan Pembangunan Reklamasi Pantai, 2006 (dalam bentuk e book)

Software SPSS v.18.0

Diberdayakan oleh Blogger.